Saturday, April 09, 2005

A Series of Unfortunate Events

Ini bukan resensi film yang dimainin Jim Carrey itu, ini adalah penggalan kisah hidup gue yang gue alami, sebuah penggalan yang begitu menjemukan, begitu mengesalkan, tapi berakhir dengan happy ending, bersamaan dengan berakhirnya film yang menjadi judul blog ini.
Kita mulai kisahnya..
bermula dari siang harinya dimana gue disuguhi sebuah uts yang sungguh menyenangkan. uts yang terdiri dari 4 soal, yang semuanya berdasarkan kuis yang pernah dikeluarin, uts yang open book, uts yang memperbolehkan memakai kalkulator, menyenangkan.. tapi semua itu hanyalah jebakan untuk memperlihatkan betapa tidak telitinya gue sehingga gue mendapat nilai dibawah setengah nilai maksimum walaupun gue mngerjakan semuanya dengan cara yang benar, ironis..
berlanjut ke sore harinya, berkumpul di boulevard karena mendapat ajakan untuk nonton dari Irfan. Tentu Didot ada di sana, dan tentu dengan ide yang ingin lain.. dari kubu yang ada, kubu nonton, muncul kubu kedua yang pingin nyodok, dipimpin Didot.. dan Rahani, anggota kubu ini, minta gue buat ngajak temennya. Temennya mau, eh Didot nya males. Irfan akhirnya cabut dengan Rani buat ngejer film yang pingin ditonton. Didot akhirnya mau nyodok tapi akhirnya temennya Rahani yang nggak bisa karena udah kemaleman. Sebenernya nyodoknya bisa bertiga aja tapi si Rahani tiba2 nyelonong pergi. Jadilah tinggal gue dan Didot di Boul. And forget about the nyodok..
Didot mencoba mempertahankan kontak dengan irfan yang udah pergi nonton dan walhasil kita masih bisa mengejar mereka nonton yang tinggal 30 menit lagi, jadilah itu last resort kita berdua sehingga cabut menjadi jalan terbaik bagi kita untuk mengejar kebahagian satu2nya di hari senin itu. Di jalan masih saja disuguhi dengan berbagai pikiran jelimet Didot yang mencoba memasukkan 'makan' di scedule ketat pengejaran tiket terakhir kita.. untung bisa dicegah
Sampai di depan loket 21 bip , menuju detik2 puncak kefrustrasian yang dialami hari itu, baru sadar bahwa kita kekurangan data: dimana Irfan dan Rani, mau nonton apa mereka, dan kursi berapa mereka.. dan jawaban itu tiba2 saja tampak muncul ketika Rani nyelonong dari WC dengan sangat terburu2 dan hanya memberi sedikit informasi tentang menonton 'a series of unfortunate events' dan kursi nya nggak jelas nyebutnya. akhirnya kita tinggal menunggu didepan loket menunggu balesan sms dari irfan tentang nomor kursi. Selagi itu film di studio sedang mulai diputer..
akhirnya jawaban tak kian muncul sehingga intuisi menjadi jalan keluar, yang kebetulan benar.. jadi saja tenyata begitu masuk studio film belum diputer dan layar gelap gulita, "belum" kata irfan begitu akhirnya kita berempat bejumpa kembali. Sehingga pihak 21 dengan berbaik hati memutarkan lagu sambil menunggu film diputar. Jadi saja gue keluar bentar buat nyari pengganjal perut dan ternyata kios nya sudah tutup saja, jadi perut gue bernyanyi dengan riang. Kembali ke studio dengan tangan kosong film akhirnya diputar juga. Dan disini lah kebaikan hati pihak 21 menjadi dengki para penonton: selagi film diputar, lagu belum juga berhenti bermain dengan keras. Inilah puncak segala frustasi hari ini, itu terjadi 15 menit filim diputar dan sangat menyebalkan karena sangat merusak keindahan awal2 film..
Hal terbaik dari hari itu adalah: film itu adalah film yang tepat untuk menyelamatkan gue dari kegilaan.. "Lemonie Snickett's: A Series of Unfortunate Events" benar-benar merupakan pencerminan apa yang gue alami dan hari itu.. film yang apik dan sangat menghibur bahkan dengan 'kesialan' yang disajikannya.. dan yang paling menggetarkan adalah moral dari film itu yang berkali2 diucapkan narator "apapun yang kamu alami, sesial apapun itu, pasti ada jalan keluarnya, kamu tinggal jangan menyerah untuk menemukannya"
What a day..

Sunday, April 03, 2005

Baru Nyadar

Curhat kok bisa dibaca ama semua orang sampai ke yang ga kita kenal sekalipun??

blog aneh ya?